Jakarta – Perang dagang yang digaungkan oleh Amerika Serikat terhadap Tiongkok dan ketidakpastian Britania Raya untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) menyebabkan perekonomian dunia mengalami perlambatan.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional (IMF), pertumbuhan ekonomi global pada perempat tahun pertama 2019 hanya mencapai angka 0,5 persen. Besaran tersebut jauh lebih kecil 2 persen jika dibandingkan dengan kuartal keempat 2018.

Hal tersebut juga turut berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terhambat. Besaran pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mampu melampaui angka 5 persen. Pada caturwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 5,07 persen. Capaian tersebut tidak sesuai prediksi dari Bank Indonesia yang menarget 5,2 persen.

Sektor ekspor dan impor juga turut menderita. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada semester pertama 2019, total ekspor Indonesia sebesar US$80,32 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 8,57 persen dari angka tahun lalu yang mencapai US$87,86 persen. Sementara total impor Indonesia mengalami penurunan sebesar 7,63 persen.

Baca Juga: Sri Mulyani Akui Tantangan Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Terasa Berat

Menanggapi tren pelemahan ekonomi dunia dan Indonesia tersebut, pakar ekonomi Universitas Indonesia, Lana Soelastianingsih mengatakan bahwa pemerintah harus mengoptimalkan variabel lain seperti investasi, konsumsi, dan belanja pemerintah untuk mengakali pelemahan ekonomi.

Lana berargumen bahwa sektor ekspor sudah tidak bisa diharapkan lagi. Namun di sisi lain, meningkatkan investasi bukanlah pekerjaan yang mudah meskipun berpotensi besar untuk membangkitkan ekonomi yang lesu.

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal asing pada kuartal I 2019 hanya mencapai Rp 107,9 triliun. Lebih rendah 0,9 persen dari kuartal I 2018.

Untuk menyiasati hal itu, Lana menyebut investasi dalam negeri melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebagai solusinya. Lembaga serupa melaporkan bahwa PMDN pada kuartal I 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 14,1 persen, mencapai Rp 76,4 triliun.

“Menurut saya investasi ini bisa kita andalkan untuk sedikit menutup kekurangan dari ekspor. Harapannya investasi bisa meningkat untuk membantu konsumsi rumah tangga,” katanya.