Menyingkirkan Bangku di Taman Bermain Mungkin Bagus untuk Orang DewasaNew York – Salah satu cara untuk membuat orang tua menjadi lebih aktif, lebih sehat, ketika mengantarkan anak-anaknya bermain di taman adalah dengan mengurangi “nafsu” atau “godaan” untuk duduk. Sebuah studi yang terinspirasi oleh pengalaman peneliti mengatakan bahwa ketika mengantarkan anak-anaknya bermain di taman, orang tua memiliki kecenderungan mencari tempat duduk, lalu dari sana mereka mengawasi anak-anaknya bermain. Kegiatan yang sebenarnya berpotensi menyehatkan, baik untuk anak mapun orang tuanya, malah justru tidak maksimal.

Seperti dilansir dari Reuters (Kamis, 6/3/2014), salah satu cara murah dan mudah untuk merubah hal tersebut adalah dengan mengurangi atau menyingkirkan bangku taman. Fisiologis James Roemmich mengatakan bahwa dengan caratersebut, orang tua bisa lebih banyak bergerak dan tentunya hal tersebut lebih menyehatkan.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Preventive Medicine, berfokus pada sebuah taman bermain di Grand Forks, dimana biasanya orang tua duduk di sebuah bangku taman sambil membuka bekal pikniknya, sembari mengawasi anak-anaknya bermain. Peneliti melihat aktivitas orang tua dan anak selama seminggu dengan bangku masih tersedia, dan seminggu kemudian dengan bangku yang telah disingkirkan, lalu seminggu lagi bangku tersebut dikembalikan. Ketika bangku tidak ada, orang tua kurang lebih 23 kali lebih banyak ikut terlibat dalam kegiatan fisik, baik moderat bahkan berat, bersama anak-anaknya.

Roemmich mengatakan bahwa dengan absenya bangku tadi, orang-orang dewasa ini ikut berjalan mengikuti anak-anaknya bermain, melihat, ikut mendorong ayunannya, bercengkrama dengan orang tua lain, dan aktifitas lainnya. Sangat positif. Bermain dengan anak, bersosialisasi, dan bertambah sehat dalam satu aktivitas.

Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa ketiadaan bangku taman tidak membuat anak-anak semakin aktif. Sehingga misalkan sang orang tua merasa lebih lelah, hal tersebut dikarenakan mereka yang lebih aktif bermain dari sebelumnya. Anak-anak menjadi lebih aktif hanya ketika teman bermainnya semakin banyak, atau datang ke taman bersama saudara-saudaranya. (Rini Masriyah – www.harianindo.com)