Massa Pro-Rusia Kian Anarkis, Berhasil Rebut Markas Polisi di Timur Ukraina

Baku tembak di markas kepolisian

Kiev – Massa aktivis pro-Rusia di Ukraina kini mungkin bisa diubah sebutannya menjadi militan pro-Rusia. Betapa tidak, kelompok ini kini dilengkapi senjata api untuk mendukung aksinya, dan pergerakannya kian militan. Seperti dilansir dari BBC (Sabtu, 12/4/2014), kelompok militan pro-Rusia tersebut kembali beraksi di wilayah timur Ukraina, dan dikabarkan berhasil merebut kendali atas kantor pusat kepolisian di sana.

Dikabarkan bahwa kelompok militan tersebut berhasil merebut markas kepolisian di Kota Kramatorsk, setelah terlebih dahulu terlibat baku tembak dengan polisi yang tentu ingin mempertahankan gedung komando mereka. Saksi mata mengatakan bahwa dalam baku tembak tersebut, militan pro-Rusia tersebut tampak sangat terorganisir.

Sebuah website yang berbasis di Kramatorsk mengabarkan bahwa para penyerang datang ke kota tersebut dengan menumpang dua bus, kira-kira pukul 19.00 waktu setempat pada Sabtu kemarin (12/4). Mereka lalu menyerang kantor pusat kepolisian setempat,dengan didahului baku tembak selama beberapa menit. Tidak ada korban dari kedua pihak. Setelah merebut gedung kepolisian tersebut direbut, kelompok pro-Rusia ini kemudian memasangkan bendera Republik Donetsk, sebuah “negara” baru yang mereka ingin bentuk, lepas dari Ukraina dan berhaluan kepada Rusia.

Penyerang tersebut terlihat membawa senapan serbu dan menggunakan baju loreng tentara serta bertopeng. Mereka mengatakan bahwa mereka bukan tentara Ukraina, melainkan masyarakat biasa yang bangkit melawan kebobrokan kepolisian Ukraina.

Dikabarkan juga bahwa kerusuhan serupa terjadi di beberapa wilayah lain di Ukraina. Kelompok bersenjata berhasil merebut kantor polisi dan gedung pelayanan keamanan di kota Sloviansk, geudng pemerintahan berhasil direbut di kota Druzhkovka. Ada pula serangan terhadap gedung kepolisian yang terjadi kota Krasny Liman berhasil dipukul mundur.

Kerusuhan ini terjadi setelah sebelumnya tiga kota, yaitu Donetsk, Luhansk, dan Kharkiv juga mengalami isniden yang sama. Terjadi aksi kerusuhan yang dilakukan oleh kelompok pro-Rusia, yang berakhir dengan terebutnya kendali atas gedung pemerintahan atau kepolisian. Massa menyerang fasilitas-fasilitas penting pemerintahan setempat. Dan berita terbaru mengatakan bahwa pada Sabtu kemarin (12/4) massa di Donetsk berhasil merebut lagi beberapa gedung pemerintahan lainnya. Adapun kepala polisi di Donetsk akhirnya memilih mundur dari posisinya setelah massa pro-Rusia mendatangi kantor pusat kepolisian setempat dan memintanya untuk mundur.

Pemerintahan baru Ukraina menuduh Rusia berada di balik aksi ini. Namun tentu hal tersebut dibantah oleh pihak Moscow. Adapun terkait masalah ini, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa Ukrain telah menunjukkan bagaimana ketidakmampuan mereka untuk mengemban tanggungjawab bagi takdir masa depan negaranya. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)