Massa Pro-Rusia Adakan Voting Referendum di Donetsk dan Luhansk

Foto dari Reuters

Donetsk – Massa pro-Rusia di Ukraina adakan voting untuk referendum di Donetsk dan Luhansk. Dan seperti dilansir dari BBC (Minggu, 11/5/2014), referendum tersebut telah dikutuk oleh Pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat.

Dilaporkan bahwa keadaan di lapangan sangat kacau, tidak ada bilik pemilihan/pencoblosan, dan tidak ada daftar registrasi pemilih. Pemimpin kelompok pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk tetap mengadakan voting tersebut meski Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menghimbau untuk menunda aksi tersebut.

Adapun salah satu kepala sekolah di wilayah tersebut mendapat ancaman dibunuh bila tidak mengijinkan gedung sekolahnya digunakan untuk acara voting tersebut. Hanya terdapat satu pertanyaan di lembar surat suara dalam voting ini, yaitu mengenai apakah pemilih mendukung berdirinya Republik Rakyat Donetsk/Luhansk. Tanpa registrasi yang jelas, siapa saja bisa memilih dimana saja. Beberapa orang bahkan dilaporkan memilih di beberapa tempat yang berbeda, dengan hanya menunjukkan KTP-nya.

Adapun panitia penyelenggara voting ini mengatakan bahwa mereka juga akan mengadakan voting tentang penggabungan diri ke Rusia. Voting tersebut rencananya akan diadakan akhir bulan ini. Kelompok pro-Rusia juga menyatakan diri akan memboikot pemilu resmi Ukraina pada 25 Mei mendatang.

Pihak Ukraina mengatakan bahwa aksi ini bakal berefek ‘mengancurkan diri sendiri’ pada wilayah tersebut. Pejabat Presiden Ukraina, Oleksandr Turchynov, mengakui memang sangat banyak pendukung Rusia di wilayah timur negaranya, namun demikian, voting ini justru akan mendorong mereka ke jurang yang lebih dalam. Uni Eropa dan Amerika Serikat juga mengutuk aksi ilegal dan ‘konyol’ tersebut. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)