Protes Anti-Piala Dunia Merebak di Sao Paolo dan Rio, Brazil

Foto dari AFP

Rio de Janeiro – Polisi anti huru-hara di Brazil terpaksa harus menembakkan peluru gas air mata untuk membubarkan ribuan pendemo anti-Piala Dunia di Sao Paolo dan Rio de Janeiro. Seperti dilansir dari BBC (Jumat, 16/5/2014), para pendemo tersebut memprotes biaya penyelenggaraan Piala Dunia yang dinilai terlampau besar.

Terlihat beberapa pendemo melawan balik dengan melemparkan batu ke arah polisi, sementara yang lainnya membakar ban bekas dan memblokade jalan. Aksi protes ini pun telah terjadi di banyak kota di Brazil, termasuk di ibukota negara, Brasilia. Berbagai pihak termasuk guru dan pegawai negeri sipil ikut terlibat dalam aksi protes ini.

Pengamatan udara di Rio memperlihatkan bagaimana ratusan orang berjalan menuju jalanan yang sedang sibuk, sehingga menyebabkan kemacetan panjang. Aksi protes anti-Piala Dunia di Sao Paolo dimulai sangat pagi, yang berawal dari distrik Itaquera, dekat Arena Corinthians Stadium, yang rencananya akan menjadi tempat pertandingan pembuka.

Protes di Sao Paolo, yang notabene kota terbesar di Brazil, juga tidak berbeda, dan malah berujung pada kerusuhan antara pendemo dan polisi.

Adapun sebenarnya, jumlah massa yang turun ke jalan saat ini lebih sedikit dibanding protes serupa di tahun kemarin. Di Juni 2013 lalu, dilaporkan lebih dari sejuta massa melakukan demo atas buruknya layanan publik, korupsi, dan sangat mahalnya pembiayaan Piala Dunia. Pihak pendemo sendiri mengancam akan mengumpulkan massa yang lebih besar seiring semakin dekatnya penyelenggaraan Piala Dunia, yang dijadwalkan mulai pada 12 Juni 2014.

Ketua lembaga Homeless Workers Movement, Guilherme Boulos, mengatakan bahwa tujuan protes ini hanyalah simbolik. Masyarakat Brazil tak ingin merusak stadion, dan tentu tidak menentang Piala Dunia. Mereka hanya ingin keadilan ditegakkan. Mereka ingin Pemerintah Brazil lebih memperhatikan masalah kemiskinan, pemberantasan korupsi, dan membangun infrastruktur perumahan untuk orang miskin, ketimbang membangun stadion-stadion megah berstandar Fifa yang tentu sangat-sangat mahal. Biaya operasional untuk Piala Dunia nantinya pun tidaklah murah.

Aldo Rebelo, Menetri Olahraga Brazil, mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk panik menyambut sekiitar 600 ribu turis asing penonton Piala Dunia. Pihak otoritas tentu akan melakukan pengamanan agar penyelenggaraan Piala Dunia tetap berjalan dengan baik. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)