Jakarta – Sergei Lavrov selaku MenLu Rusia akhirnya ikut berkomentar dengan mengatakan bahwa perang kata antara Donald Trump dengan Kim Jong-Un seperti perkelahian anak kecil.

Rusia Sindir Perseteruan Trump dan Kim Jong-Un

Menurut dari adanya uji coba rudal balistik yang dilakukan oleh pihak Korut, sebuah keputusan yang bijak bila keduanya sebisa mungkin mendinginkan kepala.

“Ya memang tidak bisa diterima menyaksikan petualangan nuklir militer Korea Utara dengan diam, tapi juga tidak bisa diterima memicu perang di Semenanjung Korea,” ujar diplomat senior tersebut.

Ia juga melanjutkan dengan mengatakan “Bersama dengan Cina, kami akan terus memperjuangkan pendekatan dengan akal sehat, bukan menggunakan emosi seperti ketika sesama bocah di taman kanak-kanak saling berkelahi dan tiada seorang pun yang bisa menghentikan mereka,”

Dalam pidato di Sidang Umum PBB pada Selasa (19/09), Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berjanji untuk “menghancurkan secara total” Korea Utara jika negara itu mengancam AS dan sekutu-sekutunya.

Trump juga menyebut Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, adalah “‘manusia roket dalam misi bunuh diri”.

Tak berselang lama, Kim Jong-un akhirnya membalas dengan mengirim pernyataan “telah meyakinkan saya, alih-alih menakutkan atau menghentikan saya, bahwa jalan yang saya pilih benar adanya dan itulah yang akan saya tempuh hingga akhir.”

Kim mengakhiri pernyataannya dengan menekankan bahwa dia “pasti akan menjinakkan manula AS yang gila itu dengan api”.

Sejumlah pakar menilai ini adalah pertama kalinya seorang pemimpin Korut menyampaikan pernyataan langsung kepada khalayak internasional sehingga kalimat-kalimatnya perlu ditanggapi secara serius. Karena itu, Cina berupaya meredakan ketegangan kedua belah pihak.

“Semua pihak terkait sebaiknya menahan diri, alih-alih memprovokasi satu sama lain,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lu Kang.

(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)