Jakarta – Kegiatan Reuni Akbar 212 yang akan digelar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 mendapat komentar dari Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ma’ruf Amin. Ma’ruf Amin menilai gerakan PA 212 tidak memiliki tujuan yang jelas, dan menjadi sebuah gerakan politik.

Singgung GNPF Ulama, Ma'ruf Amin : "Ini Jadi Gerakan Politik, Kita Waspadai"

Gerakan 212

“Masalah (Ahok) sudah selesai tapi oleh kelompok tertentu dihidupkan lagi PA 212, tidak jelas tujuannya. Begitu juga dibentuk GNPF ulama, ulamanya mana, fatwanya mana. Ini jadi gerakan politik, kita waspadai,” kata Ma’ruf dalam acara Dzikir Kebangsaan dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Lebih lanjut Ma’ruf Amin menjelaskan awal mula dirinya juga ikut terlibat dalam gerakan 212 itu. Ma’ruf Amin menegaskan dirinya ikut terlibat dalam gerakan 212 untuk mengawal kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dengan mengeluarkan fatwa bahwa Ahok menghina agama.

Baca juga : Ma’ruf Amin Anggap PA 212 Tidak Jelas, Novel Bamukmin : “Semoga Beliau Selalu Dalam Lindungan Allah”

Dari kejadian itu, kemudian dibentuk Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), yang di dalamnya ada pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Shihab dan ustadz Bachtiar Nasir.

“Kemudian digerakkan 411 dan 212, tujuannya supaya Ahok dihukum, alhamdulillah selesai. GNPF MUI saya bubarkan,” jelasnya.

Ma’ruf Amin mengatakan setelah kasus Ahok selesai, gerakan lain muncul dengan nama PA 212 dan GNPF Ulama tanpa tujuan yang jelas dan menjadi gerakan politik. Hal itulah yang membuat Ma’ruf Amin mundur dari gerakan tersebut.
(Muspri-www.harianindo.com)