Jakarta – Terkait wacana mengenai sejumlah partai Koalisi Indonesia Adil dan Makmur yang akan menjadi bagian dari koalisi Joko Widodo, PSI memandang bahwa seharusnya para partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tetap menjadi oposisi. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPP PSI Tsamara Amany.

“Soal apakah Pak Jokowi akan menambah jumlah partai koalisinya selain partai yang sekarang tergabung di TKN, kami serahkan pada Pak Jokowi. Kami percaya Pak Jokowi tahu yang terbaik,” kata Tsamara pada Jumat (28/06/2019).

“Tapi dalam negara demokrasi kita juga perlu oposisi. Baik juga kalau semua partai BPN jadi oposisi,” sambungnya.

Baca Juga: Pengamat Menilai Putusan MK Masih Menyisakan Rasa Kesal Dalam Diri Prabowo

Diketahui bahwa Gerindra, PAN, PKS, Demokrat dan Berkarya merupakan partai penyokong Prabowo-Sandi. Apabila menjadi oposisi, partai-partai tersebut diharapkan memiliki kualitas dan kecakapan dalam berpolitik.

“Tapi juga perlu ditekankan bahwa harus menjadi oposisi yang berkualitas dan bisa ikut mencerdaskan publik. Intinya keputusan ada di Pak Jokowi,” ujar Tsamara.

Ujaran senada juga dikatakan oleh pengamat politik Arif Susanto. Dalam forum diskusi di kantor Formappi, Jakarta Timur, ia menyarankan bahwa sebaiknya Gerindra tidak bergabung ke dalam koalisi Jokowi. Hal tersebut dimaksudkan agar Gerindra memiliki peran kontrol terhadap pemerintah.

“Oposisi ini menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan dalam demokrasi, oposisi itu emas keharusan, tapi kita butuh oposisi yang sama kuatnya” kata Arif Susanto pada Jumat (28/06/2019). (Elhas-www.harianindo.com)