Pengacara : “Postingan Asma Dewi Hanya Sebatas Mengkritik”

Jakarta – Asma Dewi ditangkan oleh tin dari Direktorat Tindak Pidana Siber Bandan Reserse Kriminal Mabes Polri pada hari senin (11/09/2017) lalu di rumah kakaknya di Jalan Ampera Raya, Kemang, Jakarta Selatan.

Asma Dewi ditangkap atas tuduhan penyebaran ujaran kebencian. Setelah dilakukan pendalaman, penyidik menemukan bukti transfer dari Asma Dewi sebesar Rp 75 juta ke NS, anggota inti kelompok Saracen. Hingga kini polisi masih melakukan pendalaman terkait keterlibatan Asma Dewi dengan Saracen ini.

Di sisi lain, pengacara Asma Dewi, Juju Purwantoro, sudah membeberkan sejumlah bukti postingan yang digunakan polisi untuk menjerat kliennya. Menurutnya, postingan yang diungga Asma Dewi melalui akun media sosialnya tersebut merupakan salah satu bentuk kritik terhadap pemerintah.

“Postingan-postingan itu hanya sebatas mengkritisi,” kata Juju di Markas Komando LBH Bang Japar, Rabu (13/09/2017).

Ia lantas memberikan contoh tentang postingan Asma Dewi yang ketika itu sedang ramai pemberitaan tentang pemerintah yang akan mengimpor vaksin Rubella. Juju mengatakan bahwa telah terjadi polemik soal kualitas vaksin yang kurang bagus.

Baca juga : Fadli Zon Tantang Pihak Yang Mencurigai Gerindra Terlibat Saracen

“Kemudian Asma Dewi memposting bahwa ‘itu terjadi karena dari Cina’. Itu saja,” jelasnya.

Selain itu, terdapat kritik yang menurut Juju sangat ringan. Kritik itu terkait pengajaran bahasa Cina di Indonesia. Menurut Juju, Asma Dewi hanya mencontohkan pengajaran bahasa Sansekerta yang ada di Singapura.

“Jadi ada kata ‘Cina’ ini apa ? Tentu bukan orang, bukan suatu kelompok, atau golongan,” jelasnya.

Juju mengatakan bahwa bukti-bukti postingan itulah yang digunakan kepolisian untuk menjerat Asma Dewi.

“Itu contoh. Ada 3-4 postingan yang dijadikan bukti di pemeriksaan awal,” tuturnya.
(Muspri-www.harianindo.com)