Sanksi Tambahan Uni Eropa Kepada Crimea

AFP

Brussels – Uni Eropa kembali menjatuhkan sanksi kepada 12 individual atas apa yang terjadi di Crimea. Seperti dilansir dari BBC (Kamis, 21/3/2014), Presiden Dewan Uni Eropa, Herman Van Rompuy, mengatakan bahwa langkah lebih jauh Rusia untuk mengganggu kedaulatan dan stabilisasi Ukraina akan berdampak pada konsekuensi yang lebih jauh lagi. Pernyataan Van Rompuy terkemuka beberapa jam setelah presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengumumkan sanksi lebih jauh kepada Rusia dengan sebab yang sama.

Seperti yang telah diketahui, Crimea telah mengadakan referendum pada Minggu lalu (16/3). Hasilnya, masyarakat Crimea memutuskan untuk melepaskan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Crimea saat ini tengah menjalani proses “pengesahan” aneksasi tersebut. Adapun kekuatan barat menilai bahwa referendum tersebut ilegal secara hukum, dan hasilnya tidak akan dianggap. Perjanjian bergabungnya Crimea tersebut tengah menjalani proses pada “majelis rendah parlemen” Rusia dan akan segera naik menuju majelis tinggi parlemen untuk sepenuhnya disahkan.

Di lain tempat, Uni Eropa juga sedang dalam proses penandatanganan perjanjian ekonomi dengan pemerintah baru Ukraina. Adapun perjanjian tersebut sempat ditolak oleh presiden terdahulu Ukraina, Viktor Yanukovych, yang lengser akibat demonstrasi besar-besaran di seluruh penjuru negeri.

Bicara tentang sanksi, awal minggu ini Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi berupa pembekuanm aset dan larangan bepergian kepada 21 orang di Rusia maupun Ukraina. Di saat yang sama, AS juga menjatuhkan sanksi serupa kepada 11 orang, dengan target berikutnya 20 orang lagi. Individu-individu ini merupakan tokoh-tokoh kunci terkait rangkaian krisis Ukraina tersebut. Tak mau kalah, Rusia juga berencana menjatuhkan sanksi serupa kepada beberapa politikus dan orang-orang penting AS.

Van Rompuy juga mengatakan bahwa pertemuan Uni Eropa dan Rusia pada Juni nanti resmi dibatalkan. Selain itu, negara-negara anggota Uni Eropa juga membatalkan pertemuan bilateralnya dengan Rusia. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)