Protes Anti-Kerajaan Spanyol Semakin MerebakMadrid – Keputusan Raja Juan Carlos I untuk turun tahta semakin menyebabkan keadaan Kerajaan Spanyol terancam. Seperti dilansir dari AFP (Kamis, 5/6/2014), eksistensi Kerajaan Spanyol semakin terancam akibat makin meluasnya protes dan demonstrasi yang menuntut diadakannya referendum untuk melakukan perubahan bentuk negara Spanyol menjadi republik, yang artinya menghilangkan kerajaan (monarki) dari susunan kepemerintahannya.

Sejak dahulu, mungkin daerah yang dianggap selalu menjadi pihak “oposisi” Kerajaan Spanyol adalah daerah otonomi Catalunia. Namun dengan semakin menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Kerajaan Spanyol, demonstrasi menuntut referendum ini terjadi di seluruh wilayah Spanyol, bahkan di Ibukota Madrid.

Adapun di Madrid, demonstrasi berpusat di lapangan Puerta del Sol. Ribuan massa iku serta dalam demontrasi di lapangan ini. Dalam demo tersebut, massa meneriaki seruan-seruan anti Kerajaan Spanyol.

Menurut salah satu tokoh demontran, referendum ini perlu dilakukan karena sistem monarki di Spanyol sudah ketinggalan jaman. Demonstran beranggapan bahwa bentuk republik lebih sesuai diterapkan di Spanyol modern, terutama di tengah badai krisis ekonomi di sana. Salah seorang demontran, Paolo Torija, mengatakan kepada pers bahwa saat ini adalah waktunya untuk Spanyol memproklamasikan diri menjadi sebuah republik.

Adapun Kerajaan Spanyol dahulu sempat runtuh ketika seorang jenderal bertangan besi bernama Fransisco Franco berhasil mengambil alih kekuasaan negara. Ketika Jenderal Franco ini digulingkan pada sekitar 1975, Spanyol pun kembali menerapkan sistem monarki.

Kerajaan Spanyol modern saat ini diserang dengan tuduhan keterlibatan kasus korupsi. Putri Cristina dan suaminya, Inaki Urdangarin yang seorang pengusaha ternama dituduh melakukan korupsi, penggelapan dana, dan pencucian uang. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)