Jakarta – Kelompok masyarakat yang ingin merawat Pancasilia, UUD 1945, serta kebhinnekaan Indonesia rencananya akan menggelar Parade Bhinneka Tunggal Ika pada 19 November 2016 mendatang. Acara tersebut akan diikuti oleh 100.000 peserta.

Digelar 19 November, Parade Bhinneka Tunggal Ika Himpun 100 Ribu Peserta

Hal tersebut disampaikan oleh inisiator acara pada konferensi pers di Bakoel Koffie, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (17/11/2016).

Turut hadir pula dalam konferensi pers tersebut sebagai narasumber KH. Nuril Arifin (Gus Nuril), Pendeta Amos Sugianto, dan Nong Darol Mahmada.

“Massa setelah dihitung lagi sekitar 100.000 massa rielnya. Namun kami mengundang acara ini secara publik, dan banyak komunitas yang memberikan antusias,” sebut salah satu narasumber yang juga salah satu inisiator acara Nong Darol Mahmada.

Parade ini dijadwalkan dimulai dari Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat menuju titik inti acara di Bundaran Hotel Indonesia. Acara akan berlangsung mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 12.00 siang. Sebelumnya, panitia merencanakan parade dimulai dari Monas dan berakhir pukul 16.00 WIB. Namun perubahan dilakukan setelah melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk menunjukan kembali identitas bangsa Indonesia sebagai Bhinneka Tunggal Ika, serta untuk menciptakan suasana yang damai. “Kami akan tampilkan kekayaan budaya Indonesia. Jadi besok ada reok Ponorogo, kesenian, tarian, dan sebagainya,” kata narasumber lainnya Pendeta Amos Sugianto.

Gus Nuril selaku narasumber dan inisiator acara mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menegakkan Pancasila sebagai dasar negara. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak perbedaan menerima berbagai budaya masuk ke wilayahnya. Namun Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat diubah. Dia mengibaratkan Indonesia sebagai Pasar.

Baca juga: Ruhut Minta Polisi Tangkap Oknum Warga Yang Mengganggu Kampanye Ahok

“Silakan berdagang, jangan bakar pasar, kalau bakar pasar, kita akan pertahankan. Dasarnya ini kita melakukan parade,” tegas Gus Nuril. (Yayan – www.harianindo.com)