Balikpapan – Wacana pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Pulau Kalimantan semakin menguat. Pemerintah sebelumnya telah menyepakati bahwa Provinsi Kalimantan Timur dipilih sebagai kawasan yang menjadi tempat Ibu Kota Indonesia yang baru.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah masyarakat yang tinggal di Kalimantan Timur berpandangan positif mengenai rencana tersebut. Alasannya, pemindahan ibu kota akan menyebabkan pemerataan ekonomi lebih pesat.

Namun beberapa warga Balikpapan mengaku khawatir apabila kota mereka dijadikan sebagai lokasi ibu kota baru. Agus Anshori adalah salah satunya. Walau ia senang dengan rencana tersebut, ia tidak ingin Balikpapan akan mengalami kemacetan seperti di Jakarta.

“Saya setuju tapi nggak mau di Balikpapan, nanti macet seperti Jakarta. Bagusnya memang makin ramai investor, lapangan pekerjaan juga makin terbuka,” kata Agus.

Baca Juga: Survey IDM : Mayoritas PNS Tolak Ibu Kota Pindah ke Kalimantan

Senada dengan Agus, Irul pun memiliki pandangan yang serupa. Meskipun pemindahan ibu kota berdampak pada pertumbuhan Balikpapan yang semakin kencang, namun ia mengkhawatirkan potensi macet di jalanan Balikpapan.

“Kalau Kaltim jadi ibu kota, pembangunan pasti makin maju, kualitas SDM meningkat. Tapi kalau tidak direncanakan terarah. Saya tidak mau macet seperti di Jakarta. Di sini jarak 10 km saja paling 10 menit, di Jakarta?,” ujar Irul.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mendatangi Istana Kepresidenan pada Senin (26/08/2019) ini. Terkait wilayah ibu kota baru, Isran mengatakan bahwa pihaknya memberi usulan kepada Presiden bahwa terdapat dua kabupaten di Kalimantan Timur yang bisa dijadikan sebagai lokasi ibu kota.

“Kawasannya yang sudah kita sampaikan kepada Bapak Presiden, kita sampaikan kepada tim pengkaji, termasuk kepala Bappenas, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan nyambung ke Kabupaten Penajam Paser Utara,” ungkap Isran pada Senin (26/08/2019). (Elhas-www.harianindo.com)