Jakarta – Din Syamsuddin, selaku Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak sependapat dengan wacana NKRI bersyariah karena sudah ada sila pertama Pancasila.

“Saya pribadi tidak setuju karena tidak perlu (NKRI bersyariah) karena dengan Pancasila nilai Islam, Ketuhanan Yang Maha Esa, sudah ada,” kata Din, di Gedung MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (28/08/2019).

Rizieq Shihab, Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) mengatakan bahwa konsep tersebut digaungkan demi menjaga NKRI dan Pancasila dari kehadiran komunis-sosialis.

Rizieq mengatakan ada upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk menghilangkan jejak-jejak islam dari perjalanan sejarah Indonesia.

“Tanpa bermaksud menuduh dan tanpa menyebut saya sangat rasakan dan jelas ada upaya menghilangkan jejak islam dari sejarah kita,” kata Din.

Rizieq juga menyindir mengenai fakta lain soal penetapan tanggal 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan RI. Menurutnya tanggal tersebut dipilih atas saran dan hasil renungan dari sejumlah kyai kala itu.

“Ini fakta sejarah, banyak lagi kalau kita gali. Betapa Bung Karno menyimpan Alquran kecil di sakunya. Betapa Bung Karno sampai rancang Monas dengan simbol keagamaan dan Islam sampai bangun patung Diponegoro menghadap Istana Negara, simbol sebagai wali. Untuk menjaga Istana ini simbol yang aktual,” kata dia. (NRY-www.harianindo.com)