Jakarta – Beredar isu di tengah-tengah masyarakat bahwa setelah sempat dikacaukan oleh sejumlah aksi demonstrasi, di Provinsi Papua Barat akan terjadi lagi aksi susulan. Menanggapi kabar tersebut, Menko Polhukam Wiranto mengatakan bahwa hal itu tidak benar alias hoaks.

“Di Manokwari sendiri ada, Papua Barat ini ya, masih berkembang isu adanya demo-demo susulan, memang ada ya, hasutan, provokasi, hoax. Adanya demo-demo susulan terjadwal tanggal sekian, dari ini, tanggal sekian dari kelompok ini, dan mengundang semua untuk ikut serta. Saya katakan tadi, ini hoax,” kata Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (04/09/2019).

Menurutnya, masih ada sejumlah pihak yang ingin mengail di air keruh terkait peristiwa demonstrasi di Papua dan Papua Barat. Hal inilah yang menjadi alasan pemerintah masih memberlakukan pembatasan akses internet di kawasan tersebut.

Selain itu, Wiranto juga memberikan klarifikasi terkait mobilisasi pasukan TNI di Sentani dan Wamena, Papua. Berdasarkan keterangannya, penerjunan pasukan TNI hanya semata-mata dimaksudkan untuk latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC).

“Itu setiap tahun memang latihan karena PPRC itu diharapkan tidak sampai sembilan jam itu pasukan lintas udara Kostrad harus bisa membantu daerah-daerah yang terancam, di mana kodam-kodamnya tidak mampu untuk menanggulangi maka dikirim pasukan dari Kostrad lewat penerjunan. Karena tidak boleh lebih sembilan jam. Kalau pakai kapal laut kan berhari-hari bahkan. Ke Aceh dari Jawa, misalnya dari Makassar ke Jayapura, Itu pun makan waktu sehingga pasukan itu, PPRC ini, langsung diterjunkan. Nah, itu latihan rutin. PPRC wilayah timur latihan karena nggak dilatih mau terjun nanti bisa gugup,” papar Wiranto.

Pengiriman pasukan ke Sentani dan Wamena tersebut memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Sehingga, ujar Wiranto, pengiriman pasukan TNI tak ada kaitannya dengan penambahan pasukan.

“Itu sudah dijadwalkan. Itu nggak ada hubungannya dengan soal-soal ini. Kemudian nanti ada hoax ada pengiriman pasukan lewat udara. Wong lewat kapal aja bisa kok lewat udara. Jadi ini betul-betul latihan rutin untuk daerah Indonesia bagian timur. Dua SSK, dua satuan setingkat kompi,” tuturnya.