Baghdad – Buntut dari aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan, pemerintah Irak memutuskan untuk memberlakukan jam malam di Baghdad mulai Kamis (03/10/2019) hingga waktu yang masih belum ditentukan. Selama dua hari, Baghdad diramaikan dengan demonstrasi anti-pemerintah.

“Pernyataan dari panglima tertinggi angkatan bersenjata: seluruh kendaraan dan perorangan dilarang bergerak di Baghdad mulai pukul 5 pagi hari ini Kamis dan sampai pemberitahuan lebih lanjut,” berikut pernyataan dari Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi.

Meski demikian, pemerintah Irak memberikan pengecualian untuk orang-orang tertentu. Orang-orang yang pergi dari atau ke bandara Baghdad, ambulans, pegawai pemerintah di rumah sakit, departemen listrik dan air, hingga jamaah terbebas dari aturan jam malam.

PM Abdul Mahdi menyatakan juga bahwa tiap kegubernuran/provinsi di Irak mendapat izin untuk menentukan keputusan secara mandiri terkait pemberlakuan jam malam.

Dilansir dari BBC, pemerintah Irak tidak hanya memberlakukan jam malam. Mereka juga memblokir akses media sosial dan internet di sejumlah daerah.

Demonstrasi anti-pemerintah yang baru-baru ini berlangsung di Irak merupakan aksi terbesar yang terjadi semenjak PM Abdul Mahdi mulai menjabat setahun lalu. Dalam demonstrasi tersebut, sebanyak tujuh orang meninggal dunia dan ratusan mengalami luka-luka. (Elhas-www.harianindo.com)