Harian IndoYogyakarta – Sebanyak delapan sekolah setingkat SD dan SMP di Yogyakarta menolak anak didiknya untuk diberi imunisasi Measles Rubbela (MR) karena menganggap vaksin yang diberikan tersebut haram.
Seperti diketahui, Imunisasi MR merupakan program dari Kementerian Kesehatan yang digelar serentak pada Agustus 2017 dan September 2017.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Lutfi Hamid, kedelapan sekolah tersebut merupakan sekolah swasta berbasis agama yang berada di Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.
“Semua swasta, tidak ada yang negeri,” ujar Lutfi kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (27/7/2017).
Selain menganggap haram, mereka berpandangan bahwa tubuh manusia pada dasarnya sudah memiliki kekebalan sehingga tidak perlu lagi diiimunisasi.
“Mereka beranggapan dulu tanpa imunisasi, manusia sudah kebal,” kata Lutfi.
Terkait hal ini, Lutfi mengaku akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan untuk mengetahui apakah penolakan ini sudah berlangsung lama.
“Apakah mereka dari dulu selalu menolak, kami belum tahu dan akan kami tanya lebih lanjut ke Dinas Kesehatan,” tutur Lutfi.
Lutfi juga berencana akan melakukan komunikasi dengan delapan sekolah tersebut guna menjelaskan pentingnya Imunisasi MR ini, serta meyakinkan bahwa bahan yang terkandung di dalam vaksin tidak berasal dari yang dilarang agama.
“Saya rasa saat ini segala sesuatu sudah transparan sehingga di dalamnya diyakini tidak ada indikator haramnya, maka bisa kita anggap halal dan begitu cara beragama,” kata Lutfi.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X juga memberikan perhatian terkait hal ini. Menurut Sultan, sekolah yang menolak harusnya melakukan komunikasi dengan Dinkes. Kalau memang vaksin itu mengandung bahan yang dilarang agama, maka sekolah bisa menolaknya.
“Biar Dinkes dikasih ruang dulu,” kata Sultan.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
