Korsel dan Korut Saling Tembak di Wilayah Barat Perbatasan Lautnya

AP

Seoul – Perseteruan Korea Selatan dan dan Korea Utara seakan tak berujung. Seperti dilansir dari BBC ( Senin, 31/3/2014), baru-baru diberitakan bahwa kedua negara yang sejatinya satu suku dan bahasa itu dikabarkan saling menembak di sekitar wilayah barat perbatasan laut mereka.

Korea Utara telah mengumumkan bahwa mereka akan melakukan latihan militer di tujuh lokasi di sekitar perbatasan laut tersebut. Pihak Korea Selatan mengatakan bahwa salah satu tembakan, yang kemungkinan dari artileri, Korut jatuh di wilayah Korsel, dan oleh karena itu, Korsel pun membalas dengan menembakkan artileri ke arah wilayah Korut.

Adapun wilayah tersebut memang telah panas sejak usainya Perang Korea dahulu. PBB telah menentukan garis perbatasan di wilayah perairan sebelah barat tersebut, namun tidak dihiraukan/dianggap oleh Korea Utara. Adapun pada tahun 2010 lalu, empat warga Korsel terbunuh di sebuah pulau di daerah perbatasan akibat tembakan artileri Korut. Kejadian “tukar-menukar” tembakan ini juga sempat terjadi lagi di bulan Agustus 2011.

Sebenarnya, pihak Korut telah memberitahukan bahwa militernya akan melakukan latihan menembak dengan amunisi asli di sekitar wilayah tersebut. Pemberitahuan tersebut dikirimkan melalui fax kepada Angkatan Laut Korsel. Korsel memperingatkan bahwa jika sampai ada peluru artileri yang jatuh di wilayahnya, maka Korsel akan segera membalas menembak.

Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa beberapa peluru Korut memang telah mendarat di wilayah Korsel saat latihan tersebut dilakukan. Maka dari itu, pihak militer Korsel kemudian diperintahkan untuk membalas menembak ke arah utara, wilayah Korut, dengan protokol standar.

Dikatakan bahwa dua negara Korea tersebut saling menembak hingga ratusan peluru. Juru bicara Kementerian Pertahana Korsel, Kim Min-seok, mengatakan bahwa Korut melepaskan sekitar 500 tembakan, sekitar 100 di antaranya mendarat di wilayah Korsel. Pihak Korsel membalas dengan melepaskanlebih dari 300 tembakan ke arah wilayah Korut.

Akibat kejadian yang terkesan kekanakan namun sangat berbahaya ini, penduduk di sebuah desa bernama Baengnyeong terpaksa mengungsi ke sebuah shelter pengungsian selama kurang lebih tiga jam.

China sebagai negara partner perdagangan terbesar Korut menyerukan agar Korut bersikap tenang dan menahan diri, setelah aksi saling tembak tersebut selesai. Kejadian ini berlangsung setelah Korut melakukan uji dua rudal jarak menengahnya, misil Nodong, ke arah lautan. Sebuah tes yang terakhir dilakukan pada 2009 lalu.

Pengujian tersebut dianggap sebagai respon Korut terhadap latihan militer gabungan tahunan Korsel dan Amerika Serikat. Seminggu setelahnya, Korut juga sesumbar dan mengancam akan melangsungkan “bentuk baru” dari tes nuklir, namun Kementerian Penyatuan Korsel mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda bahwa tes tersebut akan berlangsung. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)