Pemilu Presiden di Suriah Berpotensi Picu Perang Saudara

Massa pendukung Presiden Bashar Al-Assad.
(sumber foto: Reuters)

Damaskus – Seorang manta mediator PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi, mengatakan bahwa pemilu presiden di Suriah berpotensi memicu terjadinya perang saudara. Seperti dilansir dari Associated Press (Selasa, 3/6/2014), Brahimi mengatakan pula bahwa pemilu tersebut justru menghambat jalannya proses dialog damai di sana.

Mengatakan kepada pers, Brahimi berpendapat bahwa pemilihan presiden di Suriah bisa berindikasi pada perang saudara. Dan bila benar terjadi, perang saudara bakal berlangsung dalam waktu lama.

Brahimi beranggapan bahwa pemilu di Suriah akan merusak perkembangan proses dialog politik antara pihak pemerintah dengan kelompok oposisi. Brahimi menambahkan bahwa bila Assad kembali menduduki kursi kekuasaan, maka pertempuran di Suriah harus berakhir.

Keberanian pihak Presiden Bashar Assad untuk mengadakan pemilihan presiden ini didukung kemenangan militer pada beberapa bulan terakhir ini. Kemenangan tersebut praktis semakin menguatkan cengkeraman Assad terhadap Suriah. Isu yang beredar mengatakan bahwa pemilu ini diselenggarakan hanya untuk media pengukuran sebesar apa dukungan yang didapat Assad saat ini.

Pemilu inipun bisa dibilang konyol, karena hanya dilakukan di wilayah-wilayah yang masih dikuasai dan dikendalikan oleh pemerintah. Tentu saja, hampir pasti pemerintah akan mendominasi suara dalam pemilu tersebut.

Kelompok separatis Suriah telah mengeluarkan ancaman bahwa mereka akan melakukan serangan saat pemilu tersebut berlangsung. Oleh karena itu, kelompok separatis memperingatkan warga untuk mengurangi aktivitas dan tidak keluar rumah. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)