Harian IndoJakarta – Kematian yang disebabkan oleh kanker serviks bedasarkan data dari Globocan mencapai tujuh ribu lebih setiap tahunnya. Di Tanah Air, kanker serviks menempati urutan kedua bedasarkan patologi anatomi di tahun 2008.
Mengacu pada data tersebut, kanker serviks memang menjadi hal yang menakutkan, khususnya kaum perempuan. Oleh karenanya, perlu mengetahui risiko terkecil dari terjadinya kanker serviks. Salah satu risiko yang dapat terjadi yakni menikah pada usia muda.
“Hal ini disebabkan serviks atau leher rahim belum matang secara sempurna, sehingga mudah sekali terinfeksi. Oleh karena itu lebih tinggi risikonya,” ujar Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K), Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) ditulis Rabu (12/7/2017)
Usia menikah di Indonesia bedasarkan Litbangkes pada 2010 menyebutkan rentang usia 15-19 paling tinggi terjadi sebesar 41.9 persen dibandingkan dengan usia lain. Dari angka tersebut, kanker serviks dapat mengancam banyak perempuan. Sedangkan menurut Prof Andrijono, usia matang leher rahim atau serviks sendiri ialah pada usia 20.
Walaupun menikah muda saat dulu sudah lazim terjadi, kanker serviks ternyata pernah berada dalam urutan tertinggi. Namun, saat ini jumlahnya telah berkurang karena adanya metode skrining yang dapat mencegah dan mendeteksi kanker serviks pada masa awal.
Hal itulah yang juga mendorong Kementrian Kesehatan berencana untuk mengupayakan pemberian vaksin HPV pada anak-anak perempuan di bawah 19 tahun tepatnya mulai dari 11 tahun.
Baca juga: Hati-Hati, Keputihan dengan Bau Menyengat Jandi Tanda-Tanda Kanker Serviks
Metode menggunakan vaksin HPV dikenal luas dapat menangkap dan mematikan virus HPV secara efektif. Proteksi sejak dini pun amat diperlukan sebagai bentuk pencegahan terhadap virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. (Yayan – www.harianindo.com)
