Istana Beberkan Alasan Kebijakan Presiden Terkait Mary Jane Veloso

29/04/2015

Jakarta – Sebagaiman yang diketahui jelang detik-detik akhir terpidana mati Mary Jane Veloso berhasil lolos. Memang bagi keluarga ini sebagai sebuah keajaiban tersendiri. Karena tepatnya pada Selasa (28/4) malam, Presiden Joko Widodo memberikan kebijakan yang cukup mengejutkan dengan menunda hukuman tembak mati bagi ibu dua anak tersebut.

Dalam keterangan persnya, Rabu (29/4), Mensesneg Pratikno mengungkapkan bahwa kebijakan presiden tersebut tentunya memiliki alasan tersendiri. Dimana salah satunya adalah di Filipina, gembong narkoba Maria Kristina Sergio yang mengaku telah merekrut Mary Jane telah menyerahkan diri.

Terlebih lagi saat ini di Filipina proses hukumnya sedang berlangsung, sehingga Presiden memastikan keadilan untuk Mary Jane Veloso. Alhasil dengan adanya penundaan ini, maka eksekusi mati hanya dilakukan untuk delapan orang terpidana mati.

Ditambah lagi, Presiden jokowi banyak mendapatkan masukan yang menyuarakan agar Mary Jane ditunda eksekusi matinya. Hal ini dikarenakan warga Filipina ini dianggap bukan aktor yang langsung terlibat didalam kasus narkoba yang menjeratnya.

Selain itu pada Senin (27/4) lalu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-26, di Kuala Lumpur, Malaysia, Presiden Filipina Benigno Aquino III menemui Presiden Jokowi dengan salah satu yang dibahas adalah menginginkan penundaan atas eksekusi Mary Jane.

Karena Presiden Benigno membeberkan bahwa aktor utama dalam kasus yang sedang membelenggu Mary saat ini sudah menyerahkan diri ke pihak kepolisian Filipina. Pratikno juga menambahkan bahwa Presiden Jokowi juga terus mendengarkan masukan dari beberapa aktivis kemanusiaan ketika menjalankan tugas konstitusionalnya.

Karena menurut pandangan dari Mensesneg, bahwa Presiden mempercayai bahwa kedepannya nanti sinergi semacam ini akan terus dipertahankan. Terlebih untuk kasus-kasus kemanusiaan, diharapkan para aktivis dapat terus memberikan masukan. (Dwi Kristyowati – www.harianindo.com)