Menteri Keuangan AS, Jacob Lew. Foto oleh Reuters

Menteri Keuangan AS, Jacob Lew.
Foto oleh Reuters

Washington – Menteri Keuangan Amerika Serikat, Jacob Lew, mendesak negara-negara lain untuk berkontribusi membantu pemulihan ekonomi Ukraina. Seperti dilansir dari BBC (12/4/2014), Lew menyampaikan ajakan ini pada organisasi keuangan dunia, IMF. Dia menyampaikan bahwa negara-negara lain yang mampu dan peduli terhadap Ukraina memberikan pinjaman bergaransi setidaknya $1 miliar (Rp 11,3 triliun).

Pernyataan Lew tersebut beredar ke media luas beberapa saat setelah Menteri Dalam Negeri Ukraina menawarkan pemindahan pasukan militer ke wilayah timur Ukraina yang sedang panas dengan aksi anarkis dari para aktivis pro-Rusia. Aktivis tersebut menginginkan pemisahan diri dari Ukraina untuk bergabung bersama Rusia.

Di tempat lain, pihak Washington mengumumkan bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi untuk ketiga kalinya kepada individu-individu yang terkait dengan aneksasi Crimea oleh Rusia dari Ukraina. Kementerian Keuangan AS mengatakan bahwa pihaknya telah membekukan aset salah satu mantan petinggi Ukraina yang berada di AS, sebuah firma energi yang berbasis di Crimea, dan enam pemimpin Crimea, termasuk walikota Sevastopol dan ketua komisi pemilihan umum Crimea. Sosok-sosok tersebut dianggap mendukung terselenggaranya proses referendum ilegal Crimea untuk memilih berpihak kepada Rusia.

Kembali ke soal bantuan ekonomi, Lew mengatakan bahwa AS sedang berusaha memperkuat program IMF melalui paket bantuan komplementer, yang di dalamnya termasuk jaminan pinjaman $1 miliar dan tambahan bantuan teknis lainnya. Menurut Lew, bantuan komunitas internasional sangat krusial untuk pemulihan ekonomi Ukraina.

Salah satu alasan terlontarnya pernyataan Lew disebabkan oleh Rusia yang mengancam akan menghentikan pasokan minyak bersubsidinya ke Ukraina, dikarenakan hutang minyak Ukraina yang telah begitu tinggi. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa krisis Ukraina, dalam hal ini krisis perekonomian, bisa mengakibatkan terjadinya kelangkaan minyak di Eropa. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)