Ukraina Gelar Pemilu Presiden

Foto dari AFP

Kiev – Hari ini, Minggu 25 Mei 2014, Ukraina mengadakan pemilihan umum presiden di tengah krisis politik yang tengah mealndanya sejak berbulan-bulan yang lalu, tepatnya sejak pelengseran presiden terdahulu, Viktor Yanukovych. Seperti dilansir dari BBC (Minggu, 25/5/2014), sebanyak 18 kandidat presiden akan bersaing dalam pemilu ini. Voting ini dianggap sanat krusial dalam menentukan masa depan Ukraina.

Adapun massa pro-Rusia di wilayah timu Ukraina, yang juga menentang diadakannya pemilu ini, telah mengancam bahwa mereka akan mengganggu jalannya pesta demokrasi di sana. Kurang lebih 20 orang telah tewas dalam bentrokan antara kelompok separatis bersenjata pro-Rusia dengan pasukan pemerintah dalam beberapa hari terakhir. Korban yang berjatuhan berasal dari kedua belah pihak.

Bos bisnis makanan, Petro Proshenko, yang dikenal juga dengan ‘raja coklat’, difavoritkan untuk menang dalam pemilu ini. Mantan perdana menteri Yulia Tymoshenko berada di belakang Poroshenko dalam voting pendapat yang dilakukan beberapa lembaga menjelang pemilu.

Untuk dapat memenangkan pemilu ini, satu kandidat harus memenangkan 50 persen atau lebih suara. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka pemilu akan berlanjut ke tahap kedua, yang akan diadakan pada 15 Juni 2014 mendatang.

Perdana Menteri Sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, mengatakan pada stasiun TV lokal Sabtu kemarin (24/5), bahwa seluruh masyarakat Ukraina harus ikut serta dalam pemilu ini, menggunakan hak suaranya untuk mempertahankan persatuan Ukraina. Yatsenyuk mengatakan bahwa pemilu ini merupakan ekspresi bangsa Ukraina dari barat, timur, utara, dan selatan.

Lebih dari seribu orang pengamat dari Organization for Security nad Cooperation in Europe (OSCE) dikerahkan untuk mengamati jalannya pemilu di Ukraina. Mereka diterjunkan di seluruh wilayah Ukraina, dan ditempatkan di posko-posko pencoblosan. Namun demikian, dikarenakan ketegangan yang semakin meninggi di wilayah timur, pihak OSCE terpaksa menarik sebagian besar pengamat yang diterjunkan ke wilayah tersebut, atas dasar alasan keamanan.

Adapun sekitar 75 ribu polisi dan tenaga suka rela dimobilisasi untuk menjaga kelancaran dan keamanan pemilu. Posko pencoblosan akan dibuka sampai pukul 20.00 waktu setempat.

Terkait pemilu ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengatakan bahwa pihaknya akan menghormati apapun hasilnya. Meski ‘kurang simpatik’ dengan pemerintahan baru di Ukraina, Moscow siap bekerjasama dengan siapapun yang terpilih secara sah sebagai Presiden Ukraina. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)