Pembocor Rahasia AS Tidak Terkait dengan Rusia

Snowden dalam wawancara dengan NBC News.
(Sumber foto: NBC News)

Moskow – Edward Snowden, pria yang membocorkan data rahasia Amerika Serikat telah muncul secara publik di saluran televisi NBC. Dalam siaran wawancara eksklusif tersebut, Snowden memastikan bahwa dirinya tidak memiliki kaitan apapun dengan Rusia ketika dirinya membocorkan rahasia tersebut.

Seperti dilansir dari Reuters (Kamis, 29/5/2014), setelah dirinya membocorkan dan menyebarkan data-data rahasia AS, Snowden dihubungkan dengan pihak Rusia. Hal tersebut terutama sekali disebabkan karena Rusia memberikan suaka kepada Snowden.

Pemberian suaka oleh Pemerintah Rusia kepada Snowden jelas memunculkan banyak spekulasi. Salah satunya adalah bahwa Snowden membocorkan data rahasia AS atas perintah dan dukungan Rusia. Spekulasi lain mengatakan bahwa Snowden adalah mata-mata Rusia di AS.

Melihat asumsi-asumsi yang semakin liar tersebut, Snowden pun angkat bicara dengan menepis semua anggapan tadi. Dia memastikan bahwa Rusia tidak memiliki kaitan apapun dengan dirinya.

Snowden mengatakan bahwa dirinya tidak ditunggangi Rusia saat melakukan hal tersebut. Dirinya pun tidak dibayar atau mendapat apapun sebagai imbalan dari Rusia atas apa yang telah diperbuatnya, serta dirinya juga bukan mata-mata Rusia.

Edward Snowden merupakan seorang ahli komputer yang sempat menjadi system administrator bagi badan inteligan AS, CIA. Dia pun pernah menjadi pelatih untuk counterintelligence (teknik melawan intelijen/mata-mata lawan) di Defense Intelligence Agency (DIA), lalu pindah lagi ke National Security Agency (NSA). Snowden jelas telah lama berkecimpung di dunia intelijen AS.

Sekitar Mei 2013 Snowden membocorkan sejumlah dokumen rahasia tentang program mata-mata dan pengintaian global AS kepada pers. Sebuah kasus yang membuat geram bahkan negara-negara aliansi AS, yang ternyata juga menjadi korban. Snowden akhirnya menunjukkan jati dirinya pada 9 Juni 2013.

Snowden pun melarikan diri dari AS, yang mengancamnya dengan hukuman 30 tahun penjara. Setelah melakukan banyak usaha pelarian dan permohonan suaka ke sekitar 21 negara, akhirnya Rusia mengabulkan permohonannya pada 1 Agustus 2013. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)