Hull – Saat membeli obat batuk, kita biasanya dihadapkan dengan beragam jenis pilihan sesuai dengan tipe batuk, apakah kering atau berdahak. Beragam penelitian terkait batuk menunjukkan bahwa sudah saatnya kita meninggalkan mitos tersebut.

Membedakan Batuk Kering dan Berdahak Sudah Ketinggalan Jaman

Batuk

Dari sudut pandang pemasaran, membedakan batuk basah atau berdahak, batuk kering, batuk gatal dan berbagai bentuk batuk lainnya, mungkin baik untuk mendorong orang untuk membeli lebih banyak produk. Namun dari sudut pandang ilmiah, itu sudah ketinggalan zaman.

Gagasan bahwa batuk bisa dikategorikan dalam berbagai jenis bermula di abad ke-19 ketika TBC merajalela. Pasien TB yang batuk diketahui memproduksi dahak lebih banyak, yang kadang disertai dahak dengan bercak darah.

“Sekarang, kita perlu tahu bahwa hampir semua batuk disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas yang sering menyertai pilek atau flu. Dengan jenis infeksi tersebut sebenarnya tidak ada perbedaan nyata antara batuk kering dan batuk yang menghasilkan sedikit dahak,” kata Profesor Alyn Morice, kepala studi pernapasan dan kardiovaskular dari Universitas Hull.

Seperti dilansir dari Dailymail, Minggu (10/1/2016), lendir ataupun dahak tidak memicu dorongan batuk. Namun infeksi yang membajak mekanisme pertahanan tubuh dan membuat saraf pada saluran pernapasan bagian atas menjadi hipersensitif, sehingga memicu dorongan batuk.

Baca juga: Terlalu Sering Konsumsi Pizza Ternyata Bisa Berdampak Bagi Kesehatan Anda

“Memang ada bukti bahwa beberapa bahan yang digunakan dalam obat batuk memiliki efek. Misalnya, diphenhydramine dan amonium klorida telah terbukti meredakan gejala, tetapi tidak ada hubungannya dengan dahak atau dada sesak, selain membantu menenangkan dorongan batuk,” lanjutnya. (Yayan – www.harianindo.com)