Jakarta – Para tersangka dugaan makar yang ditangkap pada Jumat (31/3/2017) lalu berencana akan menggulingkan pemerintahan dengan menduduki Gedung DPR/MPR.
Menurut pemeriksaan polisi, mereka tela membicarakan rencana ini di dua tempat, yakni di kawasan Kalibata Jakarta Selatan dan Menteng Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas bagaimana caranya masuk ke Gedung DPR saat Aksi Massa 313. Ada beberapa cara yang akan mereka lakukan untuk masuk dan menguasai Gedung DPR.
“Ada juga caranya untuk menabrakkan kendaraan truk di pagar belakang DPR. Ada juga tujuh pintu dari hasil rapat itu, gorong-gorong, jalan setapak. Jadi dengan asumsi bahwa kalau semua massa sudah masuk ke Gedung DPR, akan kesulitan didorong keluar. Ini juga ada pemufakatan dan niat,” jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono.
Polisi juga sedang mendalami siapa sebenarnya otak di balik dugaan rencana makar ini, karena sepertinya tidak mungkin kalau rencana ini hanya melibatkan lima orang tersangka, termasuk Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath.
“Dalam pertemuan itu adalah bagian-bagian yang akan dilakukan, kan perlu juga bukan hanya 5 orang itu saja, kan perlu massa,” ujar Argo.
“Nanti akan kami dalami,” ujar Argo.
Argo juga menambahkan, kelima tersangka ini juga sudah memperhitungkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggulingkan pemerintah yang sah.
“Memang di sana disampaikan bahwa untuk jatuhkan pemerintah sah dibutuhkan dana Rp 3 miliar, pemerintah bisa jatuh,” kata Argo.
Namun demikian, polisi masih mencari tahu dari mana sumber dana tersebut dan perinciannya.
Khusus untuk tersangka Al Khaththath, polisi juga ikut mengamankan uang tunai sebesar Rp 18,8 juta saat penangkapan yang diduga uang tersebut juga berhubungan dengan Aksi 313.
“Kalau kaitkan barang bukti yang kami sita, diduga uang itu berkaitan dengan kegiatan 313 kemarin,” kata Argo.
(samsul arifin – www.harianindo.com)