Jakarta – Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera telah mencetuskan kampanye komunikasi dengan slogan ‘’2019 Ganti Presiden”. Bahkan slogan tersebut sudah mulai disebarkan secara luas ke masyarakat.
“Saya bukan hanya berbicara sebagai kader yang ditunjuk oleh partai (PKS) menjadi salah satu calon (capres-cawapres). Tapi saat ini saya berbicara juga sebagai rakyat yang menginginkan agar Indonesia di 2019 memiliki presiden baru,” kata Mardani beberapa waktu yang lalu di Tebet, Jakarta Selatan.
Kini slogan tersebut sedang gencar disebarluaskan hingga adanya kaus dengan tulisan “#2019GantiPresiden”. Tentu saja hal tersebut membuat persiapan pilpres menjadi semakin memanas.
Mengetahui hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto memberikan tanggapannya. Menurutnya hal-hal seperti itu merupakan suatu hal yang bisa saja terjadi pada negara demokrasi.
Baca juga : Sebut Ada Elite Jakarta Yang Goblok dan Bermental Maling, Demokrat Desak Prabowo Ungkap Nama
Agus juga menegaskan bahwasanya penilaian terkait ganti presiden itu kembali kepada pribadi masing-masing.
“Tapi yang jelas kita semuanya dalam tahun politik harus betul-betul sangat hati-hati dalam melakukan seluruh tindakan kita,” kata Agus di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (04/04/2018).
Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa presiden yang ada saat ini merupakan presiden dari hasil pemilihan masyarakat Indonesia sendiri pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 silam. Oleh karena itu, jika ada pandangan soal ganti presiden, itu mungkin dilakukan oleh sekelompok maupun banyak orang.
“Namun, sebenernya untuk representasi yang paling penting ditentukan dalam Pemilu nanti, apakah milih siapa adalah kita yang harus laksanakan,” pungkasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)