Jakarta – Adanya perang dagang antara AS dan China, RI diminta untuk selalu waspada dengan adanya produk import yang bisa saja membanjiri pasar di Indonesia. Sejak Trump menginginkan sejumlah perusahaan asal AS untuk hengkang dari China, kemudian dibalas oleh China dengan kembali mengenakan tarif impor untuk barang asal AS.

Bhima Yudhistira Adhinegara, selaku Peneliti INDEF menyampaikan memang eskalasi perang dagang ini dapat menimbulkan resesi ekonomi secara global. Menurut Bhima perang dagang ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja ekspor impor.

Bhima menilai Indonesia merupakan negara pemasok barang mentah. Sehingga jika permintaan AS dan China anjlok, maka harga komoditas pertambangan sampai perkebunan diperkirakan masih melambat hingga tahun depan.

“Recovery harga komoditas yang lambat ini harus diwaspadai khususnya terhadap daya beli daerah yang mengandalkan ekspor komoditas seperti Sumatera dan Kalimantan. Kalau konteks Indonesia gejala krisisnya bisa dipicu dari daerah luar Jawa,” kata Bhima.

“Maklum pasar Indonesia 260 juta penduduk yang tingkat konsumsinya cukup dominan. Barang barang dari China yang banjir karena trade war akan perlebar defisit perdagangan sekaligus CAD,” jelas dia.

“Indonesia punya banyak manufaktur di komponen otomotif, dan bisa mengisi kekosongan minyak nabati China yang sebelumnya di-supply AS,” imbuh dia. (NRY-www.harianindo.com)