Jakarta – Suara pengurus wilayah PAN belum menentukan sikap politik akan gabung koalisi pemerintahan Joko Widodo atau tetap berdiri sebagai oposisi. Sekjen PAN Eddy Soeparno menyataakn bahwa langkah partai akan diputuskan dalam rakernas nanti.

“Pertama saya koreksi dulu, Pak Zulhas (Ketum PAN Zulkifli Hasan) tak pernah mengajak kita untuk melakukan suatu tindakan tanpa ada proses dan keputusan melalui forum yang dinamakan rakernas. Jadi tidak ada ajakan dari Pak Zulhas untuk menyeberang ke 01 atau oposisi. Belum. Tidak ada,” kata Eddy kepada wartawan, Kamis (04/07/2019).

Eddy menganggap bahwa perbedaan sikap sebagai sebuah dinamika. Dia menjelaskan bahwa dinamika sebagai hal yang wajar dan lumrah. Terlebih sikap politik tersebut akan berpengaruh besar terhadap partai.

“Bahkan ketika kita mau mendukung Pak Prabowo-Sandi, dinamika itu juga ada. Jadi saya kira dinamika dalam menyikapi suatu tindakan yang strategis ke depan, khususnya yang berdampak bagi PAN secara keseluruhan tentu membawa dinamika karena pandangan orang berbeda-beda,” kata dia.

Eddy memaparkan bahwa dalam rakernas nanti tidak hanya membahas perihal sikap polotik PAN, namun agenda terdekat juga akan dibahas.

“Ada beberapa hal akan dibahas. Satu evaluasi pileg. Kedua tentu yang akan dibahas agenda politik ke depan, yang terdekat kan Pilkada 2020. Kemudian komposisi dan struktur kita di parlemen, itu juga akan dibahas. Tetapi memang yang pokok pembahasan terpenting ialah mengenai sikap dan arah politik PAN sampai 2024. Itu juga dibahas,” ujar dia.

Selain mendengar aspirasi dari bawah, Eddy menyatakan saat ini DPP PAN juga tengah memberi pandangan politik berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan. Dia menambahakn tidak semua kondisi politik daapt diberitakan sepenuhnya di media.

“Tidak semua kondisi politik yang terberitakan di media, itu yang kita informasikan. Ada pembicaraan-pembicaraan yang misalnya di balik pintu antara pihak tertentu saja, empat mata, enam mata. Itu yang kita informasikan ke kader-kader, ke pengurus agar mereka memahami kondisi politik seutuhnya,” ujar Eddy.

“Memang sekarang kan opsinya bisa dikatakan tidak banyak. Satu, bergabung ke pemerintah dengan catatan kalau diajak dari sana. Kedua opsinya jadi oposisi, apakah itu sendiri ataukah membangun koalisi oposisi. Ketiga, juga tidak jadi oposisi. Tapi jadi pihak yang kritis konstruktif,” tambahnya.

Rakernas PAN sendiri rencananya digelar pada akhir Juli atau awal Agustus nanti. Wacana soal bergabungnya PAN ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin mencuat dari hasil pertemuan puluhan pengurus wilayah PAN bersama Ketua Umum Zulkifli Hasan.

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menyatakan bahwa pertemuan itu terjadi dua kali yang juga melibatkan pimpinan DPP PAN. Diskusi itu menghasilkan empat hal: mayoritas sepakat PAN harus berbenah diri, PAN perlu berkonsolidasi, mendampingi masyarakat, dan keempat bersama pemerintahan Jokowi.

Namun, beberap pengurus wilayah tidak menerima sikap dari DPP PAN. DPW PAN DIY menuding sikap yang dilakukan seperti penjilat, terlihat sangat haus kekuasaan. (Hari-www.harianindo.com)